Membangun Hunian Vertikal Berbiaya Murah
Administrator
7.Jan.2020

Dalam konsep rumah tumbuh, setiap individu dapat mengembangkan rumah yang dimiliki secara bertahap berdasar perkembangan penghuni maupun kondisi Untuk menekan harga rumah, berbagai skema pengembangan perumahan dengan orientasi pengembangan perumahan agar lebih kompetitif sekarang ini terus dikembangkan.

 

Salah satunya pembangunan model rumah tumbuh dan rumah cetak berbasis beton. Dengan teknologi tersebut penyediaan perumahan ditargetkan dapat menjangkau kebutuhan rumah layak huni bagi masyarakat bawah.

 

Implementasi pengembangan perumahan model rumah tumbuh dan rumah cetak berbasis beton tersebut dinilai mampu menekan biaya produksi, ketimbang pembangunan perumahan dengan sistem bata susun.

 

 

 

 

Lalu, seperti apa proses kelayakan teknologi rumah cetak itu? Secara teknis, biasanya, dalam membangun rumah, sistem bata yang digunakan adalah bata susun. Kekurangan sistem membangun rumah ini adalah waktu relatif lama dan biaya yang relatif mahal.

 

Saat ini ada teknologi membangun rumah dengan sistem cetak beton. Dengan sistem tersebut biaya membangun rumah bisa lebih murah. Sebagai perbandingan, untuk membangun rumah tipe 36 meter per segi (m2) hanya dibutuhkan biaya produksi sebesar 25 juta rupiah per unit (biaya konstruksi), di luar harga tanah dan biaya perijinan lainnya.

 

Konsultan bangunan, Arie, mengatakan, pengadaan teknologi rumah cetak beton pada hunian tapak diadopsi dari penerapan pembangunan proyek bangunan vertikal, seperti apartemen maupun rumah susun.

 

Semula pengerjaan proyek bangunan tinggi (high rise building), menggunakan teknologi cetak tersebut, kata dia lebih karena faktor biaya produksi dan efesiensi waktu yang dibutuhkan agar lebih efisien.

 

“Penerapan terknologi pra cetak pada rumah tapak secara teknis akan lebih rendah biaya produksinya pengerjaannya diproduksi secara massal, ketimbang membangun secara satuan.

 

Itu karena dinding pra cetak lebih mudah disusun, sehingga seperti sebelumnya tekhnologi pra cetak banyak diterapkan pada bangunan gedung-gedung tinggi,” kata Arie, pekan lalu. Pada model teknologi tersebut lanjut dia, penerapan juga dapat dilakukan pada Rumah Inti Tumbuh (RIT) terutama yang diperuntukkan bagi masyarakat bawah.

 

Meski menurut dia, pada jenis rumah tersebut, model teknologi rumah cetak ini dalam perluasan bangunan tidak mengubah konstruksi utama. “Kualitas dan mutunya tidak kalah dengan sistem batu bata susun, terutama ketika renovasi, hanya jangan mengubah struktur dasar bangunan,” tambahnya. Lebih Efisien Sementara, pakar teknologi perumahan, Jehansya Siregar menambahkan, dalam konsep sistem teknologi bangunan dikenal istilah rumah tumbuh.

 

Dalam konsep ini, setiap individu dapat mengembangkan rumah yang dimiliki secara bertahap berdasar perkembangan penghuni maupun kondisi lingkungan sekitar.

 

Pengembangan rumah yang dibangun secara bertahap memungkinkan setiap orang membangun rumah sesuai skala prioritas, sehingga pembiayaan pembangunan pun tidak serta merta menjebol kantong. Pembangunan bertahap juga memungkinkan untuk menggunakan material secara efisien.

 

Pasalnya, setiap kali membeli material secukupnya, untuk pembangunan per tahap, sehingga kecil kemungkinan ada material yang terbuang. Sesuai namanya, desain rumah tumbuh dirancang secara bertahap.

 

Namun, dalam pembangunannya dilakukan berkesinambungan. Hal ini bisa dilakukan untuk mengurangi risiko bongkar pasang yang berujung pada pemborosan biaya pembangunan.

 

Rumah tumbuh berbeda dengan rumah setengah jadi. Perbedaannya, meskipun dibangun secara bertahap, namun eksterior rumah tumbuh tetap perlu diperhatikan agar rumah tetap terlihat indah ketika dipandang. Rumah tumbuh juga memprioritaskan kebutuhan ruang utama, seperti ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi, dapur, dan ruang makan.

 

Konsep rumah tumbuh terbagi dua jenis, yakni rumah tumbuh vertikal dan rumah tumbuh horizontal. Rumah tumbuh vertikal adalah rumah dengan penambahan ruang yang dilakukan ke atas. Untuk menerapkan konsep ini, kekuatan struktur wajib diperhatikan sejak kali pertama rumah dibangun.

 

Sementara itu, rumah tumbuh horizontal adalah penambahan ruang secara menyamping atau ke belakang. Konsep ini bisa dilakukan dengan syarat luas lahan masih luas dan memadai. Untuk menerapkan konsep ini, desain awal rumah perlu Meski terdengar sederhana membangun rumah tumbuh membutuhkan perencanaan yang matang.

 

Mulai dari menentukan tujuan pembangunan, mengalokasikan dana, mendata prioritas kebutuhan ruang, hingga memilih gaya desain yang tak lekang oleh zaman.

 

Dengan didampingi arsitek yang berpengalaman, tentu akan lebih mudah melakukan setiap tahapan merancang dan membangun rumah tumbuh. Sebab, salah satu tahap saja saat membangun, bisa merugikan.

 

Bisa jadi keluar uang lebih banyak untuk memperbaiki kesalahan. Pertimbangan lahan, misalnya, akan menentukan apakah akan membangun ke atas (vertikal) atau ke samping (horizontal).

 

Dengan berkonsultasi dengan arsitek, kita akan dibantu untuk menyesuaikan jenis pembangunan ini. Tidak hanya atas pertimbangan lahan, pun atas pertimbangan kebutuhan dan kebiasaan penghuni.

 

 

Pencahayaan Berlapis di Ruang Depan

Tren desain rumah yang akhirakhir ini berkembang adalah tren desain ruang keluarga dan ruang tamu berukuran kecil. Banyak pemilik rumah berpikir bahwa hal tersebut akan menghemat ruang yang ada sehingga mereka dapat memaksimalkan desain interior yang di inginkan. Ruang tamu biasanya membutuhkan desain khusus yang tidak hanya indah saja namun juga kenyamanan yang harus tetap diutamakan.

 

Membuat ruang tamu berukuran kecil nampak lebih besar dan menarik bisa Anda lakukan dengan tipuan visual dengan beberapa trik memaksimalkan warna. Ingin tahu bagaimana cara mendekor ruang tamu berukuran kecil agar lebih menarik bagi tamu Anda, berikut ini ada tips dari Arcitectaria.

 

 

 

 

Pertama, Pencahayaan berlapis. Pencahayaan sangat dibutuhkan hampir diseluruh ruangan. Pastikan bahwa pencahayaan pada ruang tamu cukup untuk membuatnya nampak lebih lega. Ketika siang hari, bukalah jendela untuk memperlancar sirkulasi udara dan agar cahaya natural masuk ke dalam ruangan.

 

Anda juga harus memasang lampu hias yang akan menjadi salah satu dekorasi menarik. Jika perlu tambahkan lampu dinding untuk menambah suasana lebih intens dan dramatis.

 

Dengan pencahayaan berlapis tentu ruang tamu nampak memiliki dimensi yang berbeda. Kedua, pilihlah furnitur ringan dengan bentuk simple. Ruang tamu berukuran kecil membutuhkan furnitur yang tampilannya tidak terlalu berat. Untuk itu, pilihlah furnitur ruang tamu dengan warna yang cerah.

 

Warna gelap seperti warna coklat tua pada meja akan membuat tampilan kamar tamu yang kecil terlihat kurang segar. Pemilihan firnitur dengan karakteristik ringan akan memperingan tampilan visual apalagi jika furnitur yang Anda pilih memiliki sudut kaki yang akan membuat lantai nampak lebih terbuka.

 

Lengkapilah ruang tamu kecil dirumah Anda dengan meja kopi yang terbuat dari kaca atau logam yang akan mengalihkan pandangan mata ke arah furniture tersebut sehingga ruangan akan nampak lebih terasa luas. Furnitur bergaya ottoman biasanya menjadi favorit ruang tamu berukuran kecil karena bentuknya yang terlihat unik dan elegan apalagi jika dipadukan dengan gaya klasik. Ketiga, pasanglah cermin pada ruang tamu untuk memberikan ilusi ruangan yang lebih luas.

 

Penempatan cermin yang tepat mampu membuat ruangan kecil nampak lebih luas. Cermin ditempatkan pada ruang tertentu untuk memantulkan cahaya sehingga ruangan akan lebih cerah dan terbuka.

 

Cermin harus diletakkan di sudut yang pas pada ruang tamu untuk membantu pemantulan cahaya yang lebih maksimal. Jika warna dinding ruang tamu memiliki tone yang lebih cerah, tentu saja manfaat penempatan cermin pada ruang tamu lebih maksimal karena pemantulan cahaya lebih menyebar dengan bantuan warna cerah dinding ruang tamu.

 

Keempat, maksimalkan dekorasi vertikal pada ruang tamu. Kadang para pemilik rumah lupa bahwa ruang tamu memiliki sumbu vertikal yang mampu dimaksimalkan untuk membuat ruangan nampak lebih luas. Dengan menambahkan dekorasi vertikal, mata akan fokus melihat ke arah atas.

 

Dekorasi vertikal yang bisa Anda terapkan pada ruang tamu adalah menggantungkan tirai dekat dengan langit-langit sehingga ruangan tidak saja nampak luas tapi juga nampak lebih tinggi.

 

Untuk kesan yang lebih dramatis, Anda dapat menambahkan lampu pada lantai untuk memberikan penerangan secara vertikal. Kelima, sesuaikan ukuran furnitur dengan ukuran ruang tamu.

 

Jika ruang tamu berukuran kecil, tentunya furnitur harus disesuaikan dengan ukuran. Pilihlah kursi tamu yang tidak memiliki penopang siku. Jika Anda lebih suka dengan sofa, pilihlah bentuk sofa sudut yang dapat diletakkan pada pojokan ruangan yang akan menyisakan tempat di tengah.

 

 

Nuansa Alam Untuk Desain Modern

Rumah dengan desain dominan kayu tidak lekang oleh perkembangan model. Dengan desain kayu, biasanya, furnitur pada ruangan sengaja tidak melalui tahap finishing sehingga terlihat apa adanya.

 

Contohnya furnitur kayu yang biasnya terlihat masih alami tanpa ada pelapisan cat atau finishing yang seolah-olah langsung dibawa dari alam untuk menghiasi interior ruangan.

 

Warna yang dominan pada rumah bergaya desain kayu biasaya terdiri dari warna-warna alam seperti abu-abu, coklat kayu dengan kecenderungan gelap tapi lembut.

 

 

 

 

 

Konsultan interior hunian, Architectaria menyebutkan, rumah bergaya rustik biasaya identik terletak di daerah pinggiran atau pedesaan. Tujuan pemilihan gaya rumah yang didesain khusus ini adalah untuk tetap menjaga fitur asli dengan menambahkan beberapa pembaharuan.

 

Dalam konsep ini, tim arsitektur biasanya memutuskan untuk menyatukan seluruh fitur lama yang ada dan memperluas volume ruangan untuk membuat satu keterkaitan dari ruang satu dengan ruang yang lainnya.

 

Hal ini tentunya sangat bermanfaat karena dengan mengintegrasikan ruangan yang ada, maka pemandangan yang indah dapat ditangkap dengan mata karena bangunan gudang disulap menjadi sebuah bangunan koridor terbuka dengan geladak tertutup. Keseluruhan bagian interior rumah di desain ulang dan ditata kembali.

 

Hasilnya, terdapat dekorasi bergaya alami dengan elemen modern yang fokus pada desain utama. Pada interior rumah, terdapat elemen besi metal, kayu dan batuan yang dipadukan secara bersamaan pada interior dalam rumah. Perpaduan tersebut mampu menghadirkan suasana yang hangat, bersahabat yang juga terdapat elemen bersejarah pada waktu yang bersamaan.

 

Walaupun desainnya nampak klasik, tetapi tampilannya tetap segar. Setiap desain interior berkonstribusi pada keseluruhan dekorasi dan tentu saja setiap ruangan memiliki karakterisitiknya masing-masing.

 

Dekorasi dengan elemen modern membantu rumah bergaya desain kayu ini menjadi lebih dekat dengan alam dan mampu menyatu dengan suasana pedesaan.

 

 

Sumber : Koran-Jakarta


Tags : hunian vertikal, hunian murah, sustainable building, hunian, pembangunan rumah, home and design, home and decor, arsitektur, interior, tren design rumah
Recently Submitted Blog Posts
Must Read
8th Asia Contest of Architectural Rookie Awards 2019

Kompetisi internasional yang berawal dari kontes domestik di Jepang “Shinkenchiku” , diawali di tahun 2010 yang di inisiasi oleh Prof. Youngil Lee selaku Juri “Shinkenchiku”

Akibat Corona, Telah Wafat Arsitek Vittorio Gregotti

Dunia arsitektur kini harus merelakan talenta legendarisnya, yaitu arsitek Vittorio Gregotti. Beliau telah menutup usia pada 15 Maret 2020

Stepping Into Rumah Batik Dempo

Having previously lived in a smaller house, the family has already developed a big passion for art and has been continuously expanding their art collection.