

Tren green architecture mulai berkembang di masyarakat sejak pandemi. Untuk Sebagian masyarakat pengaplikasian konsep ini dianggap murah dan mudah untuk diaplikasikan. Sejak pandemi masyarakat mulai sadar akan pentingnya menjaga kelestarian alam. Sehingga masyarakat mulai berinisiatif untuk membuat bangunan yang ramah lingkungan dan memiliki energi terbarukan.
Sejak terjadinya pandemic COVID-19 masyarakat mulai sadar akan pengurangan emisi karbon dapat membuat suhu rata-rata bumi mengalami penurunan dan menjaga kelestarian alam. Sehingga hal ini memicu munculnya tren baru yakni bangunan hijau atau bangunan yang bebas dari emisi karbon dan ramah lingkungan. Green Building merupakan konsep bangunan dimana memperhatikan aspek desain bangunan yang ramah lingkungan, memiliki konservasi air dan efisiensi energi yang baik, materia dan bahan bangunan yang ramah lingkungan, serta manajemen lingkungan bangunan yang baik. Tren pembangunan ini dapat membantu kita mencegah kerusakan lingkungan dengan meminimalkan penggunaan energi dan sumver daya alam yang tak terbaharui. Biasanya bangunan green architecture memiliki sirkulasi udara alami seperti bukaan yang cukup pada ruangan. Hal ini dilakukan agar aliran udara pada ruangan dapat menyebar merata dan tidak terhalang sekat. Tidak hanya sirkulasi udara yang baik, konsep green architecture juga perlu banyak jendela sehingga membuat rumah memiliki pencahayaan yang alami agar hemat energi.
Melalui tahapan perubahan konsep bangunan green building, diharapkan kedepannya akan terus berkembang sehingga dapat menjadikan bangunan-bangunan tersebut menjadi lebih sehat dan ramah lingkungan.

Junaidi mengatakan, pengembang yang tergabung di APERSI merupakan pengembang yang memang fokus membangun.

Kota Bogor merupakan salah satu kota wisata yang menjadi tujuan berwisata bagi banyak orang

Himpunan mahasiswa arsitektur Universitas Multimedia Nusantara telah selesai dan sukses menggelar rangkaian acara ARCHIWEEK 2019