ECOTOURISM : Dalam Ranah Urban
Administrator
11.Mar.2019

Yogyakarta, 4 Maret 2019– Fakultas Arsitektur Universitas Atmajaya Yogyakarta mengadakan Seminar Sepekan Arsitektur dengan tema Ecotourism dalam Ranah Urban. Acara tersebut diadakan di auditorium Kampus II UAJY dan dihadiri para mahasiswa dan penggiat Arsitektur. Narasumber yang hadir pada acara seminar tersebut diantaranya adalah Prof. Ir. Wiendu Nuryanti, M.Arch., Ph. D selaku Direktur Program Doktor Arsitektur dan Perencanaan UGM dan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI pada tahun 2011 – 2014, Yuli Kusoworo dari ARKOM Yogyakarta, Adi Purnomo Arsitek dari Mamo Studio dan Anneke Prasyanti seorang Arsitek.

Pembicara pertama adalah Ibu Prof. Ir. Wiendu Nuryanti, M.Arch., Ph.D yang menjelaskan lebih lanjut terkait arsitek dan ekowisata dengan tidak hanya memperhatikan jumlah wisatawan yang hadir namun mementingkan pula kualitas atau profil dari wisatawan tersebut. Ia menyatakan, salah satu ciri dari wisatawan yang cerdas adalah mereka yang berbelanja produk lokal. Ecotourism menjadi hal yang sangat perlu diperhatikan karena dapat mendorong segitiga emas, yaitu aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial budaya. Belum lagi fakta bhwa pariwisata menjadi salah satu sector utama dalam pembangunan di Indonesia.

Bapak Yuli Kusworo menlanjutkan bahwa Ecotourism mencakup 3 hal yaitu people, planet, & profit. Hal yang menjadi tantangan pada ecoutourism adalah membangun tempat wisata ataupun kota yang berkelanjutan atau sustainable. Ia juga menceritakan pengalaman projek di Kotagede dimana para anak muda mengalami keresahan karena merasa identitas kota nya hilang. Ia menekankan pentingnya untuk mengetahui terlebih dahulu kondisi awal dari desa tersebut untuk dapat memiliki gambaran rencana pembangunan yang tepat tidak hanya secara arsitektural, namun juga mensejahterakan warga nya dan menonjolkan nilai budayanya.

 

 

Pak Adi Purnomo pun turut membagikan pengalaman dan hasil observasinya mengenai Ecotourism di Indonesia. Seperti kasus danau di kaki sinambung, banyuwangi, dan Taman Sri Tanjung. Perlu diperhatikan adalah bagaimana pengaruh yang diberikan serta kesiapan akan suatu daerah saat dijadikan sebagai tempat ekowisata. Komunikasi yang baik antara pemerintah dengan warga desa pun diperlukan agar seluruh perencanaan dapat terlaksana sesuai tujuan.

Pembicara terakhir adalah Anneke Prasyanti yang juga memiliki pengalaman terkait dengan Ecotourism. Setelah mengunjungi 80 Desa secara keseluruhan Anneke Prasyanti menyimpukan bahwa banyak desa yg telah punah, beragam kerajinan daerah desa tersebut punah karena tidak difasilitasi dengan baik. Banyak pula rumah terbakar karena tidak memiliki mekanisme dan sistem evakuasi. Oleh karena itu semua diperlukannya revitalisasi dan pembangunan infrastruktur yang dapat menunjang perkembangan pariwisata dan pembangunan desa-desa tersebut.


Tags : universitas atmajaya, fakultas arsitektur, urban, architecture, pembangunan, bangunesia, indobuildteh
Recently Submitted Blog Posts
Must Read
Rusun Eks Gelandangan di Bekasi Selesai Akhir Tahun

Untuk mensejahterakan kehidupan para eks gelandangan dan pengemis, Kementerian PUPR berkolaborasi dengan Kementerian Sosial membangun rumuh susun (rusun) Kemensos di Bekasi.

Rumah Industrial Tropikal

Kayu bekas bantalan rel kereta api itu tersusun rapi menghiasi fasad sebuah rumah tinggal bergaya minimalis

Wajib Kunjungi 7 Cafe Rooftop Instagramable di Jakarta!

Saat ini keberadaan kafe di kota-kota besar bukan lagi hanya sebagai pelengkap, namun sebagai kebutuhan