Arsitektur Bercerita
Administrator
12.Sep.2022

Kebutuhan untuk menyampaikan dan mendengar sebuah cerita adalah sebuah kebutuhan alamiah dan memiliki nilai yang penting dalam kehidupan manusia. Sebuah cerita diyakini mampu menambah suatu nilai kepada sebuah objek dan membuat orang lain tertarik. Sehingga saat penggunan memahami sesuatu yang hadir melebihi sebuah bentuk fisik atau yang terlihat di permukaan, maka saat itulah tercapai arsitektur yang lebih bermakna.

 

 

 Kemampuan berarsitektur menjadi kemampuan untuk melihat, menyadari, dan menemukan apa yang ingin dicapai bersama. Perlu disadari  bahwa perbedaan “pengelihatan” seorang arsitek dan pengguna arsitektur mungkin saja menjadi signifikan. Apa yang kita “lihat” bukan yang sebenarnya kita lihat, namun merupakan produk hasil akhir dari proses. Produk hasil akhir ini jelas sangat dipengaruhi oleh ragam vocabulary memori dan ekspektasi masing-masing pribadi. Ragam ekspektasi ini juga dipengaruhi oleh konteks dimana kita bertumbuh, cara kita berbudaya, dan bawaan sifat genetis sehingga masing-masing pribadi bisa “melihat” hal yang berbeda walaupun sedang melihat objek visual yang sama.

 

 

 Manusia memiliki kemampuan yang sangat bervariasi dalam mengapresiasi dan menikmati arsitektur. Arsitektur bercerita adalah suatu bentuk pendekatan yang menginginkan adanya suatu penghargaan terhadap nilai dibalik sebuah fisik atau melebihi yang terlihat di permukaan. Penghargaan terhadap nilai ini terjadi saat manusia sebagai pengguna arsitektur merasakan menjadi bagian dari cerita di dalam ruang. Hal tersebut dapat tercapai saat gerak maupun kegiatan yang berlangsung membuat mereka mampu merasakan kedekatan yang akhirnya menimbulkan apresiasi terhadap ruang itu. Upaya arsitektur bercerita dalam prosesnya memenuhi pencarian akan arsitektur bermakna, dapat dicapai melalui proses menyatukan pengetahuan yang dimiliki oleh perancang dengan pengetahuan yang berasal dari keseharian manusia.

 Keberadaan sebuah ruang dipengaruhi juga oleh faktor perasaan yang terjadi disana, contohnya seorang ibu yang menjadikan ruang yang ada untuk menjadi tempat bermain anaknya menghasilkan cerita dan nilai tempat tersebut memiliki ingatan akan tempat itu sebagai tempat bermainnya dulu, namun tidak dirasakan oleh orang lain. Aspek ruang puitis dan cerita sebagai panduan adalah merupakan bagian dari pemahaman psikologis manusia sehingga mewujudkan suatu ruang menjadi ruang bermakna. Melalui cerita dapat dipelajari bagaimana manusia mendeskripsikan ruang dengan cara melihat melalui factor fisik maupun mengalami factor gerakan. Sehingga arsitektur bercerita sebenarnya tercipta melalui hubungan antara manusia dengan ruang yang tidak hanya dapat dinikmati secara fisik namun juga emosi.

 

 

Sumber : konteks.org


Tags : Arsitektur, Arsitektural, Cerita, Architectural StoryTelling, Bangunan, Lanskap, bangunesia
Recently Submitted Blog Posts
Must Read
BINCANG BANGUNESIA – ATTAYA ARCHITECT

Tim Bangunesia berkesempatan untuk bertemu dan #bincangbangunesia dengan salah satu biro arsitek ternama yang berasal dari Bandung yaitu Attaya Architect

Exhibitors & Product Zoning at IndoConsTech Expo 2019

THE TRADE SHOW FOR NATIONAL INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT (Hall 3A)

 

Buat Dapur Lebih Unik Dengan Cookware Star Wars

Menjadi ikon dalam budaya populer tentu membuat Star Wars memiliki nilai yang sangat berharga untuk hadir dalam kehidupan sehari-hari.