‘Frangipani’ atau yang lebih dikenal sebagai bunga Kamboja Bali dihadirkan sebagai detil aksen di setiap ruangan untuk menciptakan sense of place di vila ini. Pemiliknya ingin memiliki vila yang berbeda dengan rumahnya di Jakarta, akan tetapi masih “satu bahasa” dengan arsitektur yang didesain moderen oleh arsiteknya. Dari keyword tersebut oleh desainer interiornya dibangun ambiance “Tropical Resort” dengan arsitektur dan lingkungan sekitarnya.

Terletak di daerah Batu Bolong, Canggu, Bali, vila ini dikelilingi area persawahan. Luas lahannya sekitar 2.000 m2 dengan luas bangunan kurang lebih 1.000 m2. Vila yang dipakai untuk week end retreat oleh pemiliknya ini suasana di dalamnya dirancang oleh Yudhistira Harahap, Principal dari YAPH STUDIO, dengan konsep interior “Modern Tropical Balinese”.

Bangunan peristirahatan ini terdiri dari dua lantai yang terlihat menjadi empat lantai karena desain split level. Zona publik diletakkan di lantai satu yang terdiri dari area living, pantry dan outdoor dining. Zona semi privat di lantai dua yaitu area living, home theatre, sedangkan area privat untuk kamar tidur dan spa terletak di lantai atas.

Sesuai dengan fungsinya sebagai retreat place, furnitur yang dipilihpun lebih loungy dengan proporsi cukup besar yang secara ergonomis sesuai dan nyaman untuk bersantai. Dirancang dengan perpaduan warna-warna netral dan earth color serta aksen warna pada decorative pillow sebagai punch color. Pemilihan furnitur dan warna itu untuk menciptakan “ambiance warm resort feeling”.

Semua ruangan didesain ‘istimewa’ dengan menghadirkan detil yang memberi experience yang berbeda.

Living room di lantai dasar selain untuk berkumpul keluarga juga sebagai lounge untuk menerima tamu dengan view ke area persawahan, sungai, lanscape, dan kolam renang. Sedangkan pada living room di lantai dua hanya untuk berkumpul keluarga dengan view ke arah area persawahan. Kedua area ini didesain dengan earth tone color dan loose furniture yang fleksibel untuk arrangement jika ada acara tertentu.

Karakter pada living room lantai dasar adalah ukiran kayu dengan pola frangipani, dengan aksen lampu dinding berbentuk kelopak bunga, dan railing tangga dari “gagang kayu karapan sapi”. Berbeda dengan living room di lantai dua karakter yang kuat adalah finishing dinding natural rotan dengan aksen tembaga berpola frangipani, dan stacking keramik dengan finish glazur.

Ruang tidur juga memiliki ambiance yang sama, artwork tembaga “the tree of life” yang menjadi aksen pada area bedhead. Sheers yang mengelilingi area tempat tidur digunakan selain untuk melembutkan suasana juga untuk memberikan kesan netral pada ruangan.

Master bedroom dibuat lebih clean, simpel dengan finishing cutting edge, yang dipadukan dengan beberapa aksen tradisional. Pada area ceiling dibuat perpaduan antara seashell dan pattice yang berpola frangipani ke arah skylight, sehingga pada siang hari akan menimbulkan gerakan bayangan mengikuti perubahan arah cahaya matahari. Di malam hari penghuni dapat menikmati langit dan bintang ketika berendam di bathtub.

Private spa terletak di rooftop. Spa pavilion ini memiliki view ke persawahan di sekelilingnya, finishing interior menggunakan terakota dengan pola frangipani pada dinding dan kisi-kisi di belakang bale dan anyaman rotan pada ceiling-nya.

Yudhistira berkolaborasi dengan pengrajin lokal untuk melakukan eksplorasi pada material yang dipakai, misalnya anyaman rotan dipakai untuk treatment ceiling, dinding untuk mendapatkan tekstur detil, serta finishing dan aroma yang khas.

Pengrajin terakota, pengrajin ukir dan seniman keramik digunakan untuk memberikan tekstur, finishing dan warna, serta tekstil tradisional untuk memberikan aksen.

Konsep tata cahaya mendukung interior untuk menciptakan resort ambiance dengan warna-warna temperature warm white melalui peletakan armatur yang mengangkat karakter tekstur dan detil finishing interior tropical moderen.

Sumber : Asrinesia