Teknologi Pembuatan Beton yang Ramah Lingkungan
Administrator
10.Jul.2018

Para insinyur di Rice Uni­versity, Houston, Amerika Serikat, menciptakan beton yang ramah lingkungan. Para ilmuwan tersebut menggunakan Fly Ash, yakni produk sampingan dari pembangkit listrik tenaga batu bara untuk menggantikan semen Portland.

 

Mereka mengembangkan pengikat komposit dari Fly Ash yang dapat menggantikan semen Port­land dalam beton nantinya. Rouz­beh Shahsavari, ilmuwan material di Rice University mengatakan bahan baru ini tidak memiliki kapur dan ramah lingkungan.

 

Shahsavari mengembangkan ma­terial baru tersebut bersama dengan mahasiswa pascasarjana Sung Hoon Hwang. Setidaknya ada beberapa kelebihan dari temuan mereka.Material baru ini tidak memer­lukan pemrosesan semen Portland dengan suhu tinggi. Meski demiki­an hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa beton baru ini memiliki kekuatan tekan yang sama setelah tujuh hari pengawetan.

 

Bahan baru ini juga cukup hanya membutuhkan sedikit sekali bahan kimia berbasis natrium yang digu­nakan untuk mengeraskan semen Portland. Hasil riset ini sendiri dila­porkan dalam Journal of American Ceramic Society.

 

Dalam skala industri, tercatat lebih dari 20 miliar ton beton dipro­duksi di seluruh dunia setiap tahun­nya. Pembuatannya melalui proses manufaktur dan menyumbangkan 5 hingga 10 persen karbon dioksida ke emisi global. Jumlah tersebut hanya sedikit melebihi emisi rumah kaca yang dihasilkan oleh transportasi dan energi sebagai produsen terbe­sar gas rumah kaca.

 

“Sebagian besar karya masa lalu berfokus pada apa yang disebut fly ash tipe F, yang berasal dari pem­bakaran batu bara antrasit atau bitumen di pembangkit listrik dan memiliki kandungan kalsium ren­dah,” kata Shahsavari.

 

Hasilnya, menurut Shasvari, sa­ngat meningkatkan kualitas struk­tural dan mekanis dari komposit yang disintesis. Lebih dari itu, juga menyebabkan keseimbangan opti­mal dari fly ash yang kaya kalsium, nanosilika dan kalsium oksida dengan kurang dari 5 persen dari aktivator berbasis natrium.

 

“Pekerjaan kami menyediakan jalur yang layak untuk pengaktifan yang efisien dan hemat biaya dari jenis fly ash berkalsium tinggi ini, membuka jalan bagi pembuatan beton yang bertanggung jawab terhadap lingkungan. Pekerjaan di masa depan akan menilai properti seperti perilaku jangka panjang, pe­nyusutan dan daya tahan,” tambah Shahsavari.


Tags : #technologi #beton #material #bangunan
Recently Submitted Blog Posts
Must Read
Acara Anabata Talk Series 2 "Density and Space" menghadirkan Arsitek Jepang

Konsistensi Anabata dalam menyelenggarakan event arsitektur yang tidak hanya menjadi sarana berkumpul para praktisi arsitektur dan desain

HANNOVER MESSE 2020 ditunda

HANNOVER MESSE 2020 resmi ditunda. Pameran mega-industri yang semula akan digelar di bulan April ini ditunda hingga 13-17 Juli 2020.

Gapura Merah Putih Nippon Paint Kembali Meraih Rekor MURI

Nippon Paint Indonesia untuk ke dua kalinya, memecahkan Rekor  MURI untuk kategori   “Pengecatan Gapura Merah Putih Terbanyak di Indonesia” dan tahun ini meraih Rekor MURI Dunia